Zaman berubah. Kurikulum ikut berubah. Jika tidak, pendidikan tidak akan bisa berkembang mengikuti perubahan zaman. Perbedaan cara belajar siswa pun tidak sama lagi dengan dulu. Dulu sangat terbatas untuk mengakases informasi. Lain halnya sekarang, nanya apa saja sudah bisa dapat jawaban dari genggaman tangan. Miris rasanya saat masih mendengar ungkapan "Dari dulu saya ngajar seperti ini. Anak - akan pada sukses tuh !".
Pak Mul, sapaan akrab guru senior SMKN 1 Cimahi yang juga pernah menjadi Kepala SMKN 3 Cimahi. Beliau sudah purnabakti. Tapi silaturahmi dengan keluarga besar SMKN 1 Cimahi selalu terjalin erat. Mumpung lagi ngobrol santai. Saya tanya: "Pak, tips ngobatin guru yang sulit merubah cara ngajarnya gimana ?" (hee...hee...). "Dari dulu Bapa mah gak pernah manggil guru. Tapi, yaaa suka meluangkan waktu untuk main santai ke ruang guru. Bukan untuk sidak atau visitasi." Jawab beliau dengan tantai. "Sambil ngobrol aja, nanyain kabar, kondisi keluarga. Nah, kalau lagi pas gak ada orang lain, baru masuk nasihat. Buat ngingetin. Supaya bisa melakukan perubahan." kata Pa Mul. "Intinya mah, kita harus menjaga persaan. Memanusiakan manusia. Kan bakal ga enak, kalau solusinya dipanggil khusus ke ruangan kepala sekolah."
Memang adem kalau diskusi bareng guru senior. Banyak ilmu dan pengalaman yang bisa petik. Cara membina guru yang dilakukan Pak Mul, bisa jadi praktik baik. Kunjugan santai. Menanyakan kabar keluarga. Ini mirip banget dengan konsep "Skill With People". Buku yang ditulis oleh Less Giblin. Pendekan yang humanis namun tetap memberikan ketagasan dalam pembinaan bisa jadi resep yang wajib dicoba setiap pemimpin di Satua Pendidikan.
YWisnurat - MyPentigraf
✏️
Salam Inovasi, Salam implementasi.
~☺~
Posting Komentar